oleh : Asti Nugroho
Tujuan kerja lapangan pada
antropologi terapan adalah memperkenalkan suatu perubahan tertentu pada cara
hidup suatu masyarakat tertentu. Perubahan justru menjadi hal yang memang
ditawarkan dalam kerja lapangan ini. Perubahan yang diusahakan tentunya adalah
perubahan yang tidak mengganggu masyarakat dan eksistensi kebudayaan mereka.
Menjamin agar masyarakat tetap merasa aman dengan perubahan yang ditujukan bagi
mereka inilah yang harus dikedepankan dalam antropologi terapan, karena dasar
dari ilmu antropologi adalah memahami kebudayaan manusia.
Contohnya, dalam ilmu
kedokteran warna pil ataupun kapsul sama sekali tidak mempengaruhi kondisi
kesehatan pasien, yang terpenting adalah unsur penyusun obat tersebut. Akan
tetapi hal ini berbeda dengan apa yang dipandang oleh antropologi kesehatan.
Antropologi kesehatan menerapkan pengetahuan budayanya pada upaya penyembuhan
dan perbaikan kesehatan suatu masyarakat. Orang-orang Madura memiliki
kepercayaan atau keteguhan tentang makna-makna signatura (warna bisa mempengaruhi kondisi tubuh). Bagi
mereka warna merah bersifat panas, sedangkan sakit juga bersifat panas. Ketika
dokter memberikan pil ataupun kapsul berwarna merah sebagai obat penambah
darah, alhasil tidak ada satupun warga yang mau meminum. Di sinilah ilmu terapan
dari antropologi kesehatan terlibat untuk mengatasi ketidaksepahaman yang
timbul di antara keduanya. Sakit yang bersifat panas tidak bisa disembuhkan
dengan materi yang memilki unsur panas juga (dalam hal ini kapsul atau pil
berwarna merah yang warga terima). Sebagai solusinya kapsul ataupun pil tadi
diubah warnanya menjadi kuning dan putih. Hanya dengan mengubah warna, warga
kemudian bersedia meminumnya. Pengetahuan budaya yang dimiliki antropologi
kesehatan mampu menjembatani hal-hal yang tidak bisa dipahami oleh ilmu
kedokteran. Antropologi kesehatan turut membantu para dokter untuk memberikan
perubahan mengenai kondisi kesehatan warga Madura, namun tidak menjadikan warga
merasa tidak nyaman atas program tersebut. Deskripsi inilah yang sekiranya mampu
memberikan gambaran bahwa ilmu antropologi terapan mampu memberikan kontribusi
pada masyarakat, yang efeknya bisa dirasakan secara langsung oleh mereka tanpa
harus mengusik kepahaman budaya yang mereka miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar